Stunting adalah kondisi gagal pertumbuhan pada anak yang diakibatkan oleh kurangnya gizi kronis dan kurangnya asupan nutrisi yang tepat pada masa pertumbuhan awal, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan, yaitu dari saat konsepsi hingga usia 2 tahun. Anak yang mengalami stunting biasanya memiliki tinggi badan yang lebih pendek dari rata-rata anak seumurannya, dan kondisi ini dapat berdampak pada perkembangan fisik dan kognitif yang terhambat serta rentan terhadap penyakit. Sedangkan Wasting adalah kondisi terlalu kurus atau menurunnya berat badan secara signifikan pada anak dalam jangka waktu singkat akibat kekurangan asupan nutrisi.
Masalah ini menjadi prioritas unggulan di Kabupaten Kediri. Termasuk di keempat dusun di Desa Jarak yang secara merata memiliki masalah Stunting dan Wasting tersebut. Oleh karena itu Mahasiswa BBK (Belajar Bersama Komunitas) 2 Universitas Airlangga bekerja sama dengan Kader Posyandu dengan cara mengedukasi pencegahan stunting dan wasting kepada ibu hamil dan balita sebagai tindak preventif terhadap kedua masalah tersebut.
Faradita Aisyah Dewi (21 Tahun) yang merupakan mahasiswa S1 Ilmu Gizi Unair, telah dengan antusias melibatkan diri dalam kampanye pencegahan stunting dan wasting di wilayah Desa Jarak. Dengan semangat untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat, ia telah mengambil inisiatif untuk melakukan sosialisasi kepada ibu hamil dan balita di posyandu balita yang ada di Desa Jarak diantaranya Posyandu Mawar di Dusun Jarak Kidul dan Posyandu Matahari di Dusun Sagi (Dukuh Simbar Kidul).
Melalui program sosialisasinya, Faradita bertujuan untuk meningkatkan kesadaran ibu hamil dan para pengasuh terhadap pentingnya gizi yang seimbang untuk pertumbuhan dan perkembangan anak-anak. Dengan pengetahuan yang dimilikinya sebagai mahasiswa Ilmu Gizi, ia menjelaskan betapa krusialnya nutrisi yang tepat selama periode kehamilan dan masa balita dalam mencegah stunting dan wasting.
Dalam setiap sesi sosialisasi, Faradita memaparkan informasi mengenai makanan bergizi yang sebaiknya dikonsumsi oleh ibu hamil untuk memastikan pertumbuhan janin yang optimal, serta memberikan panduan pola makan yang sehat bagi balita. Ia juga menjelaskan manfaat pemberian ASI eksklusif dan pentingnya memastikan anak mendapatkan makanan bergizi dalam variasi yang cukup untuk mendukung perkembangan otak dan fisik mereka. Selain melaksanakan program sosialisasi yang edukatif, timnya juga turut aktif dalam membagikan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) lokal kepada mereka yang membutuhkan.
Inisiatif Faradita ini mampu membuktikan bahwa melalui pendekatan edukatif yang ramah dan berfokus pada partisipasi aktif, masyarakat dapat lebih terbuka terhadap perubahan pola makan dan gaya hidup yang lebih sehat. Upaya Faradita akan memberikan harapan akan masa depan generasi muda yang lebih kuat dan cerdas, serta terbebas dari risiko stunting dan wasting.